18 Januari 2011

Lalat Berbulu Yang Tidak Bisa Terbang

TEMPO Interaktif, Jakarta – Mormotomyia hirsuta, atau lalat dengan bulu lebat, pertama kali ditemukan dalam gua batu di Kenya, Afrika, sekitar 60 tahun silam.
Sayapnya tak terlalu besar sehingga tak bisa terbang. Matanya kecil dan merah, tak seperti mata lalat pada umumnya.
Serangga ini lebih menyerupai laba-laba ketimbang lalat. Para ilmuwan pertama kali menemukannya pada 1933. Lalu, ditemukan lagi pada 1948.
Robert Copeland dari International Center of Insect Physiology and Ecology and Texas A&M University mengatakan, "Karena Mormotomyia tak bisa terbang, kemungkinan besar habitatnya tak terlalu menyebar."
"Jika benar, seluruh pegunungan Ukazi, tempat ditemukannya makhluk kecil ini, harus dinyatakan sebagai kawasan konservasi yang dilindungi," katanya.
Lalat berbulu kuning itu kembali ditemukan oleh Copeland dan rekannya Ashley Kirk-Spriggs di Pegunungan Ukazi baru-baru ini. Selain itu, lalat tersebut terlihat di Thika-Garissa Road.
Seperti kebanyakan makhluk hidup, lalat jantan memiliki bulu yang lebih lebat daripada sang betina.
Menurut Copeland, selain jumlahnya lebih sedikit, bulu di tubuh lalat betina lebih pendek jika dibanding lalat jantan.
Para ilmuwan belum dapat memastikan penyebab lebatnya bulu di serangga itu. Namun Copeland berspekulasi bahwa bulu-bulu tersebut untuk menarik perhatian lawan jenis.
Penjelasan lain tentang kegunaan bulu yang lebat ini, menurut Copeland, adalah sebagai penyamaran. Atau mungkin untuk mengusir predatornya.
"Tapi, pertanyaannya, mengapa lalat betina memiliki bulu yang pendek dan tak sebanyak lalat jantan?" ucap Copeland.
Dari 150 ribu lebih spesies lalat yang ada di muka bumi, dapat dikelompokkan dalam 100 famili. Tapi tak ada satu spesies pun yang memiliki bulu sebanyak Mormotomyia hirsuta.
Masih banyak hal yang belum terungkap tentang makhluk kecil ini. Copeland berencana melakukan penelitian lebih lanjut dan mengungkapkannya pada tesisnya dalam waktu dekat

6 Januari 2011

WANITA LAIN

WANITA LAIN

Note:     - F2 toggles automatic  word search on and off.
    - Right-click on selected text for menu.
    - Look up parts of words or phrases by selecting with the mouse.

Memasuki musim gugur tahun ini kami bercerai. Hati ku luka. Rasanya nyeri dan pedih bercampur menjadi satu. Air mata yang bergulir dan isak tangis yang menggema di sepanjang malam yang sepi dan dingin, tidaklah cukup untuk menggambarkan bagaimana perasaan ku yang sesungguhnya. Ketika itu cuaca tidak lagi secerah musim sebelumnya. Pepohonan tua yang senantiasa rimbun oleh dedaunan hijau, semakin hari semakin menguning. Daunnya luruh satu per satu, memenuhi jalan setapak di bawahnya, mengubah permukaan bumi menjadi berwarna cokelat kekuningan.

Udara pun menjadi dingin dari biasa. Angin bertiup kencang ,membawa kelembapan yang membuat, wajah terasa beku. Kicau burung yang senantiasa membangunkan ku di pagi hari, tiba-tiba saja lenyap. Yang tinggal hanya lah embusan angin diiringi gemercak dedaunan yang bergerak perlahan, kemudian luruh ke bumi. Terkadang diiringi pula oleh derak suara dari ranting-ranting yang menua dan terlalu lemah untuk mempertahankan dirinya terhadap serangan angin.

Perasaan dingin dan beku itu juga terbawa ke ruang pengadilan, ketika keputusan perpisahan antara aku dengan Mike, suami ku, dibacakan. Ketika itu aku mengenakan pakaian resmi berwarna abu-abu tua, berupa setelan rok sepanjang lutut, jas, dan kaus berleher tinggi. Sengaja ku kenakan kaca mata pelindung matahari di dalam ruangan untuk menutupi mata ku yang bengkak akibat terus-menerus menangis sepanjang malam. Bibirku ku beri lipstik berwarna ungu terang, untuk mengalihkan perhatian orang akan kepedihan yang ku pendam di dalam hati.

Mike berdiri tidak jauh dari ku. Rambutnya yang keabu-abuan disisir ke belakang, menampilkan dahinya yang mulai bergaris tipis. Dia mengenakan pakaian kerja berwarna coklat muda. Sesaat pandangan kami bertemu, tetapi, tidak ku temukan makna apapun dari pandangannya yang kosong. Kedua anak kami, Thomas dan Dewi, turut menyaksikan perpisahan itu. Thomas tampak gelisah. Keringat bercucuran di dahinya, dan ia tampak tak kuasa menghapus keringat yang jatuh menetesi hidung dan kacamatanya. Sementara itu kulikat Dewi duduk diam-diam dengan pandangan mata menerawang.

Aku butuh menyendiri untuk beberapa waktu, ujar Mike suatu hari ketika kami tengah menikmati hidangan teh dan kue-kue kering cokelat bertabur gula di sebuah kedai teh, tidak jauh dari kantornya. Aku sudah memikirkannya masak-masak dan makan waktu cukup lama.

Sejak kapan ? suara ku terdengar begitu lemah. Aku tahu ,Mike akan mengatakan sesuatu yang sangat penting hari ini, sesuatu yang ternyata merupakan kenyataan pahit bagi ku.

Perlukah ku katakan padamu ? Apakah kau tidak merasakan hal yang sama? Maksud ku, apakah kau sendiri tidak merasakan adanya perubahan terhadap diri ku dan sikap ku kepada mu ?

Jemari ku membeku . Ku hirup teh ku perlahan, terasa hangat di tenggorokan, tetapi tak ku pungkiri kalau rasa sakit dan nyeri melanda hati ku . Tentu saja aku mengetahui hal itu. Aku telah mengenal Mike sejak kami bertemu 20 tahun lalu. Dan, aku semakin mengenalnya setelah kami menikah serta membesarkan kedua anak kami yang telah menginjak remaja.

Aku telah mengenal perangainya. Ekspresi wajahnya saja, bagi ku sudah dapat menceritakan apa yang ada di dalam perasaannya. Aku mengenal dirinya bagaikan mengenal diri ku sendiri. Perubahan pada Mike terjadi semenjak 6 bulan lalu, ketika dia semakin hari semakin muram dan tampak tertekan. Dan aku tidak pernah berani menanyakan kepadanya, apa yang menyebabkan dia seperti itu, karena perasaan ku sendiri telah mengatakan, sesuatu yang buruk telah menunggu untuk menghancurkan perkawinan kami. Sesuatu yang buruk itu kini tiba, ketika kami duduk di kedai teh, dan duduk berhadapan dengan dingin, tanpa saling bersentuhan, bagaikan dua orang asing yang tak saling mengenal.

Apakah karena wanita lain? Akhirnya ku berani kan diri ku bertanya kepadanya. Mike tampak sedikit terkejut, tiba-tiba saja dia menegakkan posisi duduknya, seolah-olah baru tersadar dari mimpi di sore hari.

Dengarkan aku, sayang, aku masih mencintai mu. Mencintai mu sebagai ibu dari kedua anak ku, anak kita. Dia terdiam sesaat, lalu susah paya melanjutkan kalimatnya, tapi, engkau benar ada wanita lain !!!!!!!!!!

Semenjak pertemuan itu Mike memutuskan meninggalkan rumah kami, tidur di kediaman wanita lain yang tidak pernah dia sebutkan namanya itu. Dan, aku pun meratapi malam yang sepi dan dingin sendirian. Thomas dan Dewi tinggal di asrama kampus di kota yang berbeda. Sesekali mereka menelepon, termasuk Mike, tetapi itu tidak cukup bagi ku. Hati ku luka, kepedihan yang sangat membuat hati ku luka tidak mampu lagi melihat keadaan kehidupan dengan jelas dan nyata. Tangis ku adalah teman ku yang paling setia. Dinding-dinding kamar menjadi saksi, betapa aku merindukan untuk dicintai dan dihargai sebagaimana layaknya seorang wanita, seorang istri.

Bagaimanapun, setelah perceraian, hubungan ku dengan Mike tidak terputus begitu saja. Dia mengunjungi ku secara rutin untuk minum teh dan menikmati kue-kue kering buatan ku. Terkadang dia datang dengan membawa rangkaian bunga, adakalanya dia datang dengan membawa bingkisan kecil sekaleng teh hitam dari Sri Lanka atau se keranjang buah segar yang dia beli dari pasar saat perjalanan menuju ke rumah ku. Perhatian-perhatian kecil, yang membuat ku semakin hari justru semakin tergantung secara psikologis kepada Mike. Ketika dia pergi, hati ku turut pergi. Aku membutuhkan kehadirannya, seperti dulu.

Kau tahu, aku sering menangis sepanjang malam. Suatu hari ku katakan perasaan ku kepada Mike, pada kunjungan rutinnya, di suatu hari yang agak panas.

Kenapa? Tanya nya. Aku menengadah, menatap tajam langsung ke kedua bola matanya. Suara ku gemetar menahan emosi yang meluap. Mengapa? Dia bertanya lagi kepada ku. Oh, Mike, tidak kah kau tahu kalau aku masih mencintai mu? Kalau aku sebenarnya sangat tidak menginginkan perpisahan ini?

Aku mengerti…… suaranya terdengar lemah. Ya, tentunya kau mengerti. Tapi, kenapa kau hancurkan semua ini, Mike? Seberapa penting kah wanita itu bagi mu? Begitu besar kah rasa cinta mu kepadanya? Apakah dia jauh lebih berharga dari ku?

Kini dia menegakkan posisi duduknya. Wajahnya tampak menjadi kaku. Marina, aku datang mengunjungi mu karena aku memahami kepedihan mu. Aku hanya ingin berusaha menolong mu, terlepas dari beban kepedihan. Itu saja…………………..

Dan, dia pun pergi meninggalkan ku. Aku duduk terhenyak dalam kebisuan. Kali ini, hati ku pun ikut terbawa pergi. Satu bulan kemudian aku memutuskan pulang ke Jakarta. Aku membutuhkan pergantian suasana. Aku rindu bertemu dengan sanak keluarga dan kawan-kawan lama. Aku juga merasa tak sabar ingin segera membebaskan diri ku dari belenggu kepedihan yang terus memberatkan perasaan ku selama ini. Thomas dan Dewi mengantar ku hingga ke pelabuhan udara Frankfurt. Mereka tidak dapat menemani ku karena belum liburan antar semester.

Jangan lupa pulang, Ma, kata Thomas sambil memeluk ku. Suaranya serak, dan dia tidak mampu menyembunyikan air matanya yang jatuh ke bahu ku. Aku sayang mama.

Dewi tampak jauh lebih tabah. Dicium nya kedua pipi ku. Senyum terus menghiasi wajah nya. Bersenang-senanglah di Jakarta, Ma. Jangan lupa oleh-oleh sepatu….

Kembali ke Jakarta adalah kembali kepada kenangan lama. Ke masa remajaku yang ku habiskan di kota itu, dan pengalaman pertama kali bekerja, serta pengalaman pertama kali…..jatuh cinta!!!!! Ya, jatuh cinta pada Mike.

Udara yang panas segera menyerapku setiba aku di ibu kota. Jalan-jalan padat oleh kendaraan yang melaju begitu lambat, bagai gerakan ular yang kekenyangan. Bau  sap dari knalpot dan debu bercampur menjadi satu. Angin bertiup lemah, seakan-akan tidak berdaya melawan asap kendaraan bermotor. Pada hari kedua aku mengadakan janji bertemu dengan dua orang sahabat lamaku, Roshinta dan Luki. Kami bertemu di sebuah kafe yang teduh di wilayah Kemang. Musik klasik mengalun sayup-sayup, dimainkan oleh dua orang pemusik berusia remaja. Mereka mengingatku kepada Thomas dan Dewi.

Kedua kawanku datang langsung sepulang bekerja. Rhosinta pengacara, dan Luki seorang public relations manager. Rhosinta telah menikah, sedangkan Luki masih sendirian. Lebih dari lima tahun kami tidak bertemu. Waktu selama itu ternyata tidak memberikan perubahan yang berarti terhadap penampilan kami.

Berapa usia kita sekarang, ya? Rhosinta mulai menerka-nerka. Percayakah kalian, kalau kita sekarang sudah berusia di atas empat puluh tahun? Waktu ternyata berlalu begitu cepat, sehingga kita tidak merasakan bahwa kita sudah tua.

Tapi, kau kelihatan jauh lebih muda dari usiamu. Kau tidak perlu berkecil hati, sahut Luki, kau masih merupakan wanita yang menarik!!!!

Lagi pula, kau sudah mencapai apa yang kau inginkan di dalam hidupmu, sambungku. Menikah, mempunyai anak, berhasil di dalam karier. Nah, apa lagi yang engkau inginkan? Oke, oke, aku terima sanjungan kalian, wajah Rhosinta ceria, tapi, aku pun turut berbahagia dengan keberhasilan hidup kalian.

Ah, masih ada satu hal yang kurang dalam hidupku, kata Luki. Jemarinya yang lentik memainkan sendok kecil yang terletak di sisi cangkir kopinya.

Aku belum menikah…………..

Dan, aku? Potongku, duduk terhenyak di kursi. Menatap kosong kepada kedua temanku yang kini memandangku dengan perasaan yang ingin tahu. Ya, Tuhan, apakah telah kuraih dalam hidupku ini?

Engkau mempunyai Thomas, Dewi, dan Mike, sahut Luki cepat. Dan, kau ibu rumah tangga yang baik! Tiba-tiba saja aku tersadar akan sesuatu yang selama ini kusembunyikan jauh di dalam lubuk hatiku. Ya, aku telah kehilangan Mike, tapi aku masih memiliki diriku sendiri. Aku masih memiliki masa depan.

Malam itu kami memutuskan untuk menghentikan pembicaraan mengenai apa yang telah kami capai, sekaligus yang belum sempat kami raih di dalam hidup ini, karena hal itu hanya akan membuat hati kami kecewa.

Sepulang dari pertemuanku dengan Rhosinta dan Luki, aku memutuskan untuk membongkar dokumen-dokumen ,milikku yang terbungkus rapi di dalam sebuah kotak yang disimpan di gudang rumah orang tuaku. Di sana, kutemukan berbagai ijazah sekolah menengah hingga sarjana yang telah kuraih, juga sejumlah sertifikat pendidikan tambahan, seperti pengetahuan bahasa asing, pendidikan kecantikan, dan beberapa keterampilan khusus lainnya. Aku memutuskan untuk melakukan sesuatu di dalam hidupku……...!!!!!!!!

Beberapa bulan setelah Mike lenyap bagaikan ditelan bumi, aku merasakan perubahan di dalam diriku. Perasaan percaya diriku bertambah. Pagi hari ketika aku terbangun dari tidur, dan menatap bayangan tubuh dan wajahku dicermin, kulihat pantulan wajah seorang wanita yang masih sangat menarik di usia yang tidak muda lagi.

Rambutku telah kubiarkan memanjang dan bergelombang besar, jatuh hingga ke bahu. Aku telah kehilangan lima kilogram berat tubuhku berkat kerja keras yang rutin dipusat kebugaran. Perutku tampak mulai rata, pinggulku lebih kencang. Kuku-kukuku terawat dan kuberi warna yang cantik. Pekerjaan baruku sebagai guru bahasa Indonesia di sebuah sekolah swasta, atau sekolah umum rakyat, menambah sejumlah tabunganku yang dapat kugunakan untuk membeli gaun yang sesuai dengan ukuran tubuhku yang baru.

Tidak heran, ketika kami bertemu kembali, Mike sangat takjub melihat perubahan besar pada diriku. Matanya tidak pernah lepas dari wajahku, tubuhku, dan setiap gerakan-gerakan tubuhku yang seolah-olah dia rekam melalui pandangannya.

Apa yang telah terjadi dengan dirimu, Marina?

Suatu hari dia tak dapat menahan dirinya untuk tidak bertanya kepadaku. Nada suaranya terdengar sangat penasaran.

Barangkali…. Aku telah menemukan diriku kembali, sahutku, tersenyum kecil, setelah sekian lama aku terperangkap di dalam dunia yang begitu sempit, yang tidak mengijinkan diriku untuk berkembang dan memperbaiki diri. Sebuah dunia yang dulu 

4 Januari 2011

Idul Fitri

Idul Fitri is an event that usually celebrated after Ramadhan month. Just moslem that can be celebrate Idul Fitri. After fasting 29 or 30, next day they celebrate Idul Fitri.

The traditions in Idul Fitri such as make rice cake warpped of cocout leaves and also mutually interested sorry to the others for his mistakes. Many children who like Idul Fitri beacuse many children were given money or angpao.

Oops, there is also another tradition that is not forgotten, that is returning home or going home. Teha roads become jammed and quite often a lot accident.

"Minal Aidzin Wal Faidzin"
"Mohon Maaf Lahir Dan Batin"